ABSTRAK
Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa didalam menanggulangi
munculnya praktik kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya
disekolah adalah ketegasan sekolah dalam menerapkan peraturan dan sanksi
kepada warga sekolah, termasuk di dalamnya guru, karyawan, dan murid itu
sendiri.
Hal ini dapat dicegah apabila guru melaksanakan prinsip pendidikan tanpa
kekerasan yaitu : menerapkan pendidikan tanpa kekerasan disekolah, mendorong
atau mengembangkan humanisasi pendidikan, hukuman yang diberikan
berkolerasi dengan anak, konseling, bukan siswa saja yang membutuhkan
konseling, tetapi juga guru.
Peran hukum positif Indonesia dalam melindungi hak-hak anak korban
kekerasan di sekolah yaitu pemerintah menuangkan peraturan perundangundangan
untuk
melindungi

hak-hak anak yang di dalamnya mencakup hak-hak
anak yang mengalami kekerasan, yakni dalam Undang-Undang No.22 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak pasal 77 sampai dengan Pasal 90 serta dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1365 sampai dengan Pasal 1367.
Selain itu perlindungan anak juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Untuk mengatasi terjadinya kekerasan di lingkungan sekolah, maka pihak
komite sekolah perlu meniadakan praktik kererasan, yang bertentangan dengan
tujuan pendidikan di sekolah, agar tidak muncul kelak guru yang kasar, tidak
menghormati orang lain, pemarah, pembenci dan sebagainya. Kekerasan bisa
terjadi karena pendidik sudah tidak atau sangat kurang memiliki rasa kasih
sayang terhadap murid.
Anak sebagai korban kejahatan, perlu mendapatkan perlindungan hukum
mengingat bahwa psikologi seorang anak sangat lemah, sehingga untuk
menghindari trauma yang dialami oleh anak perlu dilakukan beberapa upaya agar
anak yang menjadi korban kejahatan dapat menjalankan kesehariannya dengan
normal kembali.
Kata Kunci : hukum positif Indonesia, kekerasan pada siswa, perlindungan
hukum.

ABSTRACT
Results of research conducted shows that in tackling the emergence of the
practice of violence by his teachers to the school is a school firmness in applying
rules and sanctions to the school community, including teachers, staff, and
students themselves.
This can be avoided if teachers implement the principle of non-violence
education, namely: implementing an education without violence at school,
encourage or develop humanization of education, the penalties were correlated
with the child, counseling, not just students who need counseling, but also
teachers.
Indonesian positive law role in protecting the rights of child victims of
violence in school, that the Government sets out legislation to protect children's
rights which include the rights of children who have experienced violence, namely
the Law No.22 of 2002 on child protection Article 77 to Article 90 as well as in
the Code of Civil Code Article 1365 to Article 1367. in addition, child protection
is also regulated in Law Number 39 of 1999 on Human Rights
To overcome violence in the school environment, hence the need to abolish
the practice of school committee kererasan, which is contrary to the purpose of
education in schools, so as not to appear later teachers were rude, no respect for
others, grumpy, haters and so forth. Violence can occur because the educators had
no or very less to have compassion for the students.
Children as victims of crime, need to get legal protection given that the
psychology of a child is very weak, so as to avoid the trauma experienced by the
child needs to do some effort so that children who are victims of crime can run
their daily life normally again.
Keywords : Indonesian positive law, violence against students, legal protection.

FIH3008161

340-Zah-p

Tersedia