ABSTRAK

Penelitian tentang “Tinjauan Yuridis Terhadap Penggunaan Saksi A De Charge (Saksi Yang Meringankan)” bertujuan untuk mengetahui kedudukan saksi A De Charge dalam proses pembuktian pada pemeriksaan peradilan pidana berdasarkan hukum positif Indonesia dan penerapan hakim terhadap saksi A De Charge dalam penyelesaian perkara pidana.
Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yuridis normatif. Spesifikasi penelitian ini yaitu deskriptif analitis dan pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan.
Kedudukan saksi A De Charge dalam proses pembuktian pada pemeriksaan peradilan pidana berdasarkan hukum positif Indonesia mempunyai kekuatan pembuktian yang sama dengan keterangan saksi A Charge. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 184 KUHAP (1) yang menyatakan bahwa keterangan saksi merupakan alat bukti. Pada Pasal ini tidak dijelaskan keterangan saksi yang bagaimana baik saksi A Charge maupun saksi A De Charge termasuk dalam keterangan saksi yang dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP tersebut. Dalam hal mendengarkan keterangan saksi di Pengadilan, keterangan saksi A Charge didengarkan terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan keterangan saksi A De Charge, hal ini untuk mencari kecocokan dari keterangan saksi tersebut. Penerapan hakim terhadap saksi A De Charge dalam penyelesaian perkara pidana pada dasarnya sama dengan saksi A Charge. Adapun tata cara pemeriksaan saksi A De Charge sama dengan pemeriksaan saksi A Charge, dengan titik berat pada pernyataan-pernyataan yang mengarah pada pengungkapan fakta yang bersifat membalik atau melemahkan dakwaan penuntut umum atau setidaknya bersifat meringankan terdakwa.
Terdakwa hendaknya mempergunakan saksi A de Charge dengan sebaik-baiknya untuk meringankan dirinya. Saksi A de Charge jarang ditemui dalam perkara pidana mengingat untuk dapat menjerat seseorang terduga sebagai pelaku tindak pidana dibutuhkan bukti permulaan yang cukup, sehingga terdakwa hendaknya dapat berupaya menghadirkan saksi A de Charge untuk meringankan dirinya

Kata kunci: Saksi, Meringankan, Yuridis








ABSTRACT

Research on "Judicial Review Against Use of Witness A De Charge (Witness Lighten)" aims to determine the position of the witness A De Charge for proof in criminal justice inspection by the positive law of Indonesia and the application of a judge of witness A De Charge in solving criminal cases.
Method research approach used in this study is normative. Specifications of this research is descriptive and data collection through interviews and literature study.
A witness notch De Charge for proof in criminal justice inspection by the positive law of Indonesia has the same strength of evidence with the testimony of witness A Charge. It can be seen from the Criminal Code Article 184 (1) which states that the witness testimony is evidence. In this article does not explain how good witness testimony and witness A witness Charge A De Charge included in witness statements as defined in Article 184 paragraph (1) of the Criminal Procedure Code. In the case of listening to witness testimony in court, witness testimony A Charge to listen first and then proceed with the testimony of witness A De Charge, this is to look for a match of the witness' testimony. Application of a judge of witness A De Charge in the settlement of the criminal case is basically the same as witness A Charge. The procedure of examination of witnesses A De Charge equal to the examination of witnesses A Charge, with emphasis on statements that lead to the disclosure of the facts that are flipped or weaken the public prosecutor charges or at least relieve the defendant nature.
The defendant should use a witness A de Charge as well as possible to relieve himself. Witness A de Charge rare in criminal cases can be given to ensnare someone unexpected as criminals required initial evidence sufficient, so that the defendant should be trying to bring witness A de Charge to relieve himself

Keywords: Witness, Relieve, Juridical

FIH2608161

340-Ain-t

Tersedia