Amoniak yang terkandung dalam limbah budidaya dapat menurunkan kualitas air, baik di lingkungan budidaya maupun perairan sekitarnya. Konsentrasi amoniak dalam air bersifat toksik bagi hewan akuatik. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pengolahan limbah dari kegiatan budidaya ikan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan untuk menunjang kegiatan budidaya ikan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pasir dipilih karena butiran pasir memiliki ukuran kecil sehingga luas permukaan kontak antara media pasir dengan air cukup luas. Selain itu, waktu kontak antara air dengan pasir lebih intim. Hal inilah yang dapat meningkatkan efisiensi penyisihan polutan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persentase pasir malang yang digunakan sebagai filter dalam pengelolaan kualitas air limbah budidaya lele. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (perendaman pasir malang 0/1L, 200 gram/1L, 400 gram/1L, 600 gram/1L, dan 800 gram/1L) dan 3 ulangan. Pengamatan dan analisis terhadap parameter pencemar meliputi NH3, NO2, dan NO dengan interval waktu pengamatan 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pasir malang berpengaruh terhadap penurunan NH3 dan
NO (P < 0,05). Tetapi, penggunaan pasir malang tidak berpengaruh terhadap perubahan konsentrasi NO23 (P > 0,05). Penurunan konsentrasi NH dalam air limbah budidaya paling tinggi diperoleh pada perendaman dengan 800 gram pasir malang. Kisaran suhu selama penelitian antara 26 – 27 °C, pH antara 6,9 – 7,4, dan DO antara 3 – 4. 3

Kata kunci : Pasir Malang, Limbah Budidaya Lele, Kualitas Air

• PENGARUH PERSENTASE PASIR MALANG DALAM MEDIA FILTER TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS AIR LIMBAH BUDIDAYA LELE