Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis ada tidaknya perbedaan kecerdasan emosional antara mahasiswa junior dan mahasiswa tingkat akhir, antara mahasiswa dan bukan mahasiswa dan dengan tingkat usia sama yang berprofesi sebagai
karyawan, dan menganalisis pola hubungan antara kualitas lembaga pendidikan tinggi akuntansi yang menyelenggaraka proses belajar mengajar dengan tingkat kecerdasan emosional mahasiswanya.
Sampel penelitian ini adalah mahasiswa yunior dan tingkat akhir dari perguruan tinggi akuntansi se eks Karesidenan Pe kalongan yang meliputi Universitas Pekalongan STIE Muhammadiyah dan Universitas Panca Sakti Tegal. Alat anatisis yang digukan untuk menguji ketiga hipotesis adalah uji beda untuk dua sampel yang independent (independent sample t test test).
Hasil penelitian ini adalah tingkat kecerdasan emosional mahasiswa junior dengan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi berbeda secara signi fikan, perbedaan itu lebih dipengaruhi oleh faktor lamanya mahasiswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan tinggi akuntansi. Hal ini dapat diketahui karena tingkat kecerdasan emosional mahasiswa tingkat akhir berbeda secara signifikan dengan pemuda sebaya yang tidak pernah mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pendidikan tinggi akuntansi. Dalam hal ini mahasiswa tingkat akhir memiliki skor kecerdasan emosional yang lebih baik dari pada karyawan, sehingga pengalaman mengikuti pendidikan tinggi akuntansi ternyata mempengaruhi perbedaan tingkat kecerdasan emosional seseorang. Kualitas lembaga pendidikan tinggi akuntansi yang lebih baik terbukti memberikan pengaruh berarti terhadap tingkat kecerdasan emosional seseorang mahasiswa.

• Pengaruh Pendidikan Tinggi akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswa Di Eks Karesinenan Pekalongan