Karet (Havea brasiliensis L.) sebagai komoditas perkebunan, menghasilkan devisa dengan nilai US$ 2,6 miliar per tahun dan memberikan lapangan kerja agi sekitar 1,4 juta KK Petani. Keberhasilan agribisnis karet ditentukan oleh naan bpenggubibit unggul. Potensi produksi klon unggul, dapat muncul bila bibit dengan teknik budidaya yang dikelola tepat, Pertumbuhan awal bibit (benih), kan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman. an tentang pemanfaatan air kelapa dan hormon Giberelin terhadap benih an Karet telah dilakukan, dan ternyata merupakan rakitan teknologi ya yang sederhana namun dapat memacu pertumbuhan dan menyelamatkan kritis tersebut.merupaPenelitiTanambudidaperiode Penelitian dilaksanakan di desa Lemah Abang, Kec. Doro, Kab. Pekalongan dari bulan Oktober s/d Desember 2011. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi Giberelin, terdiri atas 4 taraf, yaitu G0 (0 ppm), G1 (100 ppm), G2 (200 ppm) dan G3 (300 ppm). Sedang faktor kedua, merupakan konsentrasi air kelapa, terdiri atas 3 taraf, yaitu K0 (0%), K1 (50 %) dan K2 (100 %). Variabel yang diamati meliputi kecepatan berkecambah/tanaman, persentase berkecambah, tinggi tanaman, jumlah daun/tanaman, luas daun/tanaman, diameter batang, bobot basah tanaman, panjang akar terpanjang, jumlah akar sekunder dan bobot kering tanaman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi giberellin (GA3) berpengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati dengan pola kuadratik. Demikian pula dengan pemberian air kelapa, namun pola berpengaruhnya bersifat linier. Teknik budidaya yang terbaik terhadap daya kecambah dan pertumbuhan benih Tanaman Karet adalah kombinasi antara perlakuan G2 x K2.

• TEKNOLOGI PENINGKATAN DAYA KECAMBAH DAN PERTUMBUHAN BENIH TANAMAN KARET (Havea brasiliensis L) DENGAN MENGGUNAKAN AIR KELAPA DAN HORMON GIBERELIN